Selusuh Gerimis
Senja ini berguguran
Seperti daun dan tetesan embun.
Menyelusuri jemari waktu, beringsut
Tinggalkan rayuan bulan
Seiring jejak berderit,
Kepompong tumbuh
Menari di tengah selusuh gerimis
Walau gontai, kupungut juga jingga di sajakmu
Sajak Air Mata
Akhirnya aku jatuh bersama sajak biru,
Menelusuri duri-duri di tubuhmu.
Tlah kutemukan dunia yang merenggutmu.
Bukan jejak waktu,
Bukan pula kokok ayam jantan.
Tapi itu…pelangi yang tersenyum genit ke arahmu.
Kucumbui juga air mata
Luka ini,
Adalah lecutan.
Terima kasih karena telah ingatkanku
Tentang harga sebuah kesetiaan,
Dan harapan.
Kamis, 29 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
wah puisinya bagus.....
Posting Komentar